Dok. istimewa (Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil)
Hadirnya sentra vaksinasi di mal diharapkan bisa mempermudah masyarakat untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
Bandung - Pemprov Jabar akan menghadirkan sentra vaksinasi di mal atau pusat perbelanjaan yang boleh beroperasi di masa PPKM.
Upaya itu dilakukan untuk mempercepat pencapaian target vaksinasi. Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan hadirnya sentra vaksinasi di mal diharapkan bisa mempermudah masyarakat untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
"Nanti inovasi dari Jabar, akan ada pusat vaksinasi di shopping mall, nanti yang mau datang bisa datang ke ruang vaksinasi, mal bisa buka sesuai harapan tapi kita juga dibantu peningkatan vaksinasi. nanti di follow up di mal-mal tertentu yang akan kita kondisikan," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu dalam jumpa pers virtual, Selasa (10/8/2021).
Pemprov Jabar, menurut Emil, menargetkan kekebalan komunal atau herd immunity terbentuk akhir 2021. Untuk mengejar target tersebut, penyuntikan vaksin COVID-19 setiap harinya terus ditingkatkan.
Saat ini, penyuntikan vaksin di Jabar sudah mencapai hampir 150.000 dosis per hari. Rencananya, capaian vaksinasi itu terus ditingkatkan hingga 450.000 dosis per hari.
"Tapi itu tidak cukup. Oleh karena itu, kita akan tingkatkan ke 450.000 dosis per hari sampai Desember dengan memaksimalkan puskesmas yang belum optimal, berkeliling jadi tidak hanya di puskesmas tapi ke desa-desa," ujarnya.
Berdasarkan data pen-prod.udata.id pada 10 Agustus 2021, masyarakat Jabar yang telah mendapat vaksinasi COVID-19 dosis pertama sebanyak 6.922.375 orang. Adapun untuk dosis kedua sebanyak 3.402.548 orang.
Pada periode yang sama, total distribusi vaksin COVID-19 dari pemerintah pusat ke Jabar sebanyak 13.346.384 dosis. Sedangkan realisasi sudah mencapai 10.181.667 dosis atau 76,28 persen dari total distribusi.
Adapun sisa distribusi-realisasi sebanyak 3.164.717 dosis akan digunakan untuk dosis kedua yang membutuhkan 3.469.079 dosis. Artinya, saat ini, Jabar kekurangan vaksin COVID-19 untuk dosis kedua sebanyak 304.362 dosis.
"Kalau dipersentasekan terhadap jumlah penduduk, memang terlihat rendah. Tapi, bukan rendah karena kinerja. Jadi kalau boleh, membandingkannya dengan absolut atau jumlah yang sudah disuntikkan," kata Emil menegaskan. (dw/dn)