Hj. Jus Totalitas Pada Dunia
Pendidikan
Pangkep, Media Investigasi
Hj.
Jushrindahwati HB, SPd, MPd adalah guru
berprestasi Tahun 2011 di Kabupaten Pangkep, kemudian mewakili daerahnya di
Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, meski Hj. Jus demikian panggilannya harus
berpuas diri, hanya mampu masuk dalam enam besar. Iapun tak lantas berputus asa
untuk terus dan terus berprestasi pada profesi yang digelutinya sekarang.
Awalnya ibu
dua anak ini adalah seorang Kepala Raudhatul
Athfal (RA) Nur Alfiansyah Sapanang atau
sekolah sederajat TK yang punya peduli pada dunia pendidikan, kemudian 22 tahun
jadi guru bantu akhirnya ditempatkan pada SDN 26 Jollo Padang-Padengeng Desa
Bulu Cindea Kecamatan Bungoro pada Tahun 2014. Dalam kepemimpinannya menjadi
kepala sekolah ini, bukan tanpa rintangan. Utamanya sekolah jauh dari
mana-mana, dan mendapatkan lembaga pendidikan berplat merah kurang terurus
ketika itu.
Maka tidak
berlebih, jika dalam setahun kepemimpinannya hanya digunakan untuk berbenah
saja, seperti penataan ruangan dan
bersih-bersih lingkungan sekolah, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Tak tanggung-tanggung di dalam pengelolaan sekolah melibatkan dana besar. Bagi
wanita karir kelahiran Pangkajene Kepulauan, 16 Februari 1968 ini, tidaklah
menjadi masalah karena beberapa bahan bangunan diambil dari toko leveransir,
berikut dengan tukang yang disediakan dari suaminya tercinta, semua gratis
jujurnya.
Dedikasinya
sebagai pendidik tidak perlu diragukan lagi, profesi guru sudah telanjur
dicintainya, meski pertamanya hanya sekadar menyenangkan kedua orang tuannya,
Ayahanda H. Baharuddin N dan Ibundanya Hj. St. Nabiah. Hingga sekarang tenaga
pengajar itupun tetap digelutinya dan sangat dinikmatinya. Bahkan tamatan SPG
dan Alumnus UNM Makassar ini, mendirikan yayasan pendidikan bila di masa
pensiunnya tiba nanti.
Perwujudan
lain terhadap cintanya pada dunia pendidikan, dimana guru PNS sejak 1992 ini,
mau bersusah-susah selain berkorban materi, juga moril. Seluruh jiwa raganya
dipersembahkan dalam rangka kelangsungan pendidikan di daerahnya. Totalitasnya
pada pendidikan, sebagai refleksi kecintaannya atas bangsa dan negara serta
agama.
Bayangkan,
SDN 26 Jollo yang berlokasi di daerah terpencil perkampungan nelayan,
perbatasan antara Kecamatan Bungoro dan Kec Labbakkang, harus dengan berjalan
kaki menyelurusuri jalan setapak serta
tanggul-tanggul empang hingga beberapa kilometer.
Diakui untuk
anak didiknya, prestasi akademiknya belum memuaskan katanya. "Tapi untuk
prestasi ekstrakurikuler, anak-anak kami pernah juara I renang tingkat
Kabupaten Pangkep, dan juara II Lomba Hapalan Dasa Dharma Pramuka. Kedepannya
bisa juara lari dan tenis meja," ungkapnya dengan lirih yang optimis. Andi Syahruddin