Aksi serentak yang dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia, dengan central DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan menjadi titik vital.
Sekjen Majelis Pers sekaligus ketua umum KWRI, Ozzy Sulaiman Sudiro mengatakan didepan ratusan awak media di depan gedung dewan pers bahwa kemerdekaan pers telah mati suri sejak orde baru. Kinerja para pengurus dewan pers sangat buruk dan mengandung unsur pesanan dari pihak pihak penguasa.
Dikatakannya, ia akan lakukan kontrol dan evaluasi terhadap kinerja dewan pers yang selama ini telah membunuh kemerdekaan pers.
Baca juga :Suasana Kondusitifitas Pasca Pilgub Sulsel KPU Kep. Selayar Gelar Nonton Bareng Piala Dunia
Upaya – upaya pembodohan terhadap pers Nasional akan segera berakhir, dan pihaknya akan segera membentuk tim khusus untuk melakukan kontrol veliew dan meminta Presiden RI, ketua DPR RI, Menkoinfo dan para pakar hukum dibidangnya agar segera melakukan juridical review terhadap UU Pers Nomor 40 tahun 1999 serta mereview MoU dewan pers dengan Polri dan TNI.
Bergulirnya orde lama, kemerdekaan pers semakin terintimidasi oleh pengaruh kekuasaan. Meski dalam konteks dewan pers Independent, namun dalam prakteknya lembaga itu layaknya Buto ijo yang memakan mangsanya lahap lahap.
Dalam aksi ini, symbol kematian atas kemerdekaan pers Nasional digambarkan dengan keranda mayit.
(Red/*)