Kapolri Beri Dukungan Psikososial Anak Terdampak Covid-19 -->

Breaking news

Live
Loading...

Kapolri Beri Dukungan Psikososial Anak Terdampak Covid-19

Wednesday 3 November 2021

Anak-anak adalah aset bangsa karena merupakan generasi penerus. 


Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menghadiri kegiatan dukungan psikososial kepada anak-anak dan disabilitas terdampak Pandemi Covid-19 di Lapangan Lemdiklat Polri, Ciputat, Jakarta Selatan, Selasa (2/11/2021).


Kapolri mengatakan, anak-anak adalah aset bangsa karena merupakan generasi penerus. Mereka juga harus mendapatkan perlindungan yang sama atas kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kesejahteraan.


Demi memenuhi kebutuhan dasar bagi anak yang terdampak Pandemi Covid-19 itu, Sigit menyebut hal itu adalah tanggung jawab bersama antara Pemerintah, TNI, Polri dan stakeholders lainnya.


"Sebagai wujud kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat, khususnya di situasi Pandemi Covid-19, maka diselenggarakan dukungan psikologis sosial bagi anak-anak yang terdampak Covid-19 tahun 2021 dengan tema 'Peduli Anak, Indonesia Tangguh'," jelas Kapolri.


Menurut Kapolri, tanggung jawab bersama antar-pihak ini juga merupakan pesan dari Presiden Joko Widodo. Pasalnya, bangkitnya rasa kemanusian, persaudaraan, dan persatuan dari segala penjuru adalah sebuah kekuatan maha besar yang menambah keyakinan musibah akan mampu diatasi.


"Jadi apa yang disampaikan Pak Presiden ini terbukti dengan kepedulian kita bersama untuk bisa hadir dan berkontribusi untuk anak-anak kita," terang Kapolri.


Kapolri menyampaikan di tengah Pandemi Covid-19 sudah ada 25.000 anak yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu. Bahkan, dari jumlah itu di antaranya ada anak-anak dari personel TNI-Polri yang orang tuanya harus gugur saat berada di garis terdepan menangani virus corona.


"Korban Covid-19 adalah seorang bapak, seorang ibu, ada juga mereka TNI-Polri, mereka yang bertugas ikut menangani Covid-19, dan mereka yang selama ini bertugas dan berbakti di lini terdepan," ucap Kapolri dengan nada terenyuh.


Dalam dukungan psikososial, Pemerintah, TNI, Polri dan stakeholders lainnya memberikan pelayanan bantuan psikologis, konseling, dan ke depan akan ada layanan Hotline dan e-psikologi untuk memastikan psikologis mereka baik.


Tak hanya itu, kegiatan ini juga menyalurkan bantuan sosial (bansos) terhadap anak dan kaum disabilitas. Sigit menegaskan semua niat baik dan dukungan ini berdasarkan azas Salus Populi Suprema Lex Esto atau keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi.


Kapolri menekankan dukungan psikososial ini harus dilakukan secara berkelanjutan dengan melakukan mapping potensi dan bakat anak-anak, kegiatan konseling tatap muka baik secara langsung maupun tidak langsung.


Dimana Hotline Center Polri juga melakukan pengembangan aplikasi e-psikologi Polri untuk eksternal, khususnya konseling anak. Lalu, lakukan pemantauan terhadap tumbuh kembang anak sehingga sesuai dengan potensi dan bakat yang ada.


"Mengutamakan keselamatan rakyat merupakan kekuatan hukum tertinggi, yang tentunya ini kita lakukan secara terus menerus dan berkelanjutan," ucap Kapolri.


Kapolri berharap, dengan adanya kegiatan ini, anak-anak terdampak Covid-19 tidak kehilangan keceriaan masa kecilnya dan tidak menganggu tumbuh kembangnya. Mengingat, mereka adalah calon pemimpin Bangsa Indonesia kedepannya.


"Tidak boleh kehilangan keceriaan, mereka harus mendapatkan keinginannya. Kita harus antar mereka agar menjadi apa yang menjadi cita-citanya. Itu harapan kita semua," papar Kapolri.


"Karena mereka generasi penerus bangsa. Tak menutup kemungkinan dari mereka lahir calon pimpinan yang memimpin Indonesia di masa mendatang. Oleh karena itu terima kasih kepada seluruh tim dan saya yakin apa yang dilakukan menjadi ibadah bagi kita semua," sambung Kapolri.


Kapolri mengungkapkan membangun dan menjaga generasi penerus bangsa ini, sejalan dengan mempersiapkan pembangunan SDM sejak dini. Ketika nantinya Indonesia mendapatkan bonus demografi di usia produktif, yang diprediksi terjadi pada tahun 2030 mendatang.


"Mereka adalah bonus demografi. bagaimana kita bisa mengelola bonus tersebut sehingga menjadi SDM-SDM yang unggul, profesional dan mengisi persiapan dengan kerja kemampuan dan karya untuk wujudkan SDM yang siap mengantar Indonesia menjadi besar dan diramalkan sebagai negara nomor 4 terbesar di dunia," ujar Kapolri.


Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga dan Menteri Sosial Tri Rismaharini. Mereka menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya acara dan perhatiannya terhadap anak-anak. (rd/ana)