Ironis, Sekolah yang berdiri sejak 2006 yang berstatus Sekolah Dasar (SD) Kunjung setelah dilakukan Penegerian berubah nama menjadi SDN 2 Mukut tahun 2016 lalu tidak mendapatkan bangunan tambahan ruang kelas, untuk mengantisipasi kekurangan ruangan tersebut guru-guru yang ditugaskan terpaksa menyekat ruangan yang berjumlah dua ruang kelas kemudian satu perpustakaan.
"Usulan penambahan ruang kelas pada sekolah yang sudah dua tahun di negerikan tersebut sudah kita sampaikan ke Dinas Pendidikan semenjak SK penegeriannya keluar dari SD Kunjung menjadi SDN 2 Mukut, Beberapa kekurangan di antaranya empat ruangan kelas dan kantor sekolah serta perumahan guru," ucap Aris Andriani Kepala Sekolah SDN 2 Mukut, kepada Media-Investigasi.com.
Menurut Aris sapaan akrabnya proses penggunaan ruang kelas yang terpaksa disekat dengan lemari dan kalsiboard semenjak sekolah tersebut di Negerikan sesuai program Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bagi sebanyak 37 siswa tersebut walaupun kita terganggu dengan keadaan tersebut, mudahan pemerintah daerah secepatnya merelialisasikan pembangunan penambahan ruangan kelas dan kantor guru tersebut," Harapnya.
Meski demikian lanjut Supardi menyebut jumlah tenaga pendidik di SDN 2 Mukut hanya lima orang tenaga pendidik, masih kekurangan empat tenaga pendidik lagi seperti dua guru kelas dan satu guru olah raga ditambah satu guru pendidikan agama islam, mengingat mayoritas murid di sekolah ini beragama islam," Ungkapnya.
Baca juga : Menko Polhukam: Persatuan Mahal dan Penting Bagi Kehidupan Berbangsa
Hal senada ditambahkan Aria untuk ruang perpustakaan selain untuk ruang belajar kelas 2 dan kelas 3 secara bergantian masuk belajarnya, juga dijadikan ruang kantor guru bahkan dapurpun untuk membuat minum guru juga disitu," Bebernya.
Sampai berita ini diturunkan wartawan Media-Investigasi.com, Selasa (5/11) tidak mendapat respon dari kepala Dinas Pendidikan Barito Utara H. Drs. Masdulhaq maupun Kabid perencanaan Disdik dengan alasan penjaga piket sedang ada giat luar. (An)